creative commons logo

share by nc nd

Artikel boleh diredistribusi/disalin dengan syarat ditandai penulisnya, tidak dijual, dan syarat ini tidak boleh dirubah. Baca selengkapnya.

Senin, 24 Juli 2006

Polisi dan Prajurit Homoseks, Antara Ada dan Tiada #2

Indonesia, adalah satu negara yang beruntung dari dua ratus negara lain yang ada di dunia. Indonesia katanya memiliki kebudayaan yang sangat tinggi, dan yang pasti, sangat beragam. Keberagaman inilah tampaknya yang mendorong keberagaman juga dalam penafsiran suatu hukum yang ada di republik ini. Hukum, yang seharusnya tegas, memiliki satu definisi, adil, dan tidak berat sebelah, nyatanya masih bisa dibaca berbeda beda oleh setiap kepala.

Perbedaan ini lebih didasari hukum Indonesia yang masih mengagung-agungkan kata moralitas dan etika. Ya, moralitas dan etika diatas segalanya. Padahal, moralitas, etis-tidak etis, adalah milik suatu kelompok saja. Moral atau etika dokter, hanya pas diterapkan di kalangan kedokteran. Moral dan etika guru, hanya pas diterapkan di kalangan guru. Begitu pula moral dan etika polisi dan prajurit, hanya pas di kalangan polisi dan prajurit.

Senin, 17 Juli 2006

Polisi dan Prajurit Homoseks, Antara Ada dan Tiada #1

"And now that you've gone

I can't cry hard enough

No, I can't cry hard enough

For you to hear me now"

 

Williams Brothers - I Can't Cry Hard Enough

Lagu itu pertama kali muncul di benakku sekitar beberapa minggu yang lalu. Dan dalam sekejap, aku berhasil mendapatkannya di sebuah warnet. I can’t cry hard enough, mungkin inilah yang ada di setiap hati janda janda prajurit atau polisi di Indonesia. Termasuk aku.

Suamiku beristirahat untuk selamanya pada 12 Januari 2006 lalu. Hatiku menjerit, kenapa ini harus terjadi. Sebagian hati ini tak rela. Tapi sebagai kekasih seorang polisi, aku mengerti apa yang harus kuhadapi ketika pertama kali bertemu dengannya.

Senin, 10 Juli 2006

Tempat Dimana Cinta dan Kesetiaan Dibutuhkan!

"gw dah dapet info japri dari orang Bandung yg pernah pake jasa mereka, katanya memang di gasebu ada gigolo, tapi kebanyakan sissy dan 'jahat'. gw gak tau apa yg dia maksud 'jahat', apakah maksudnya suka memeras ato gimana; dan gw juga gak tau apa dia cuma kebetulan aja dapet yg sissy dan jahat."

Berbagai kalangan mengenal Gasibu menjadi tempat kumpulnya para homoseks di Bandung. Anggapan itu tidak salah. Homoseks Bandung memang menjadikan Gasibu sebagai tempat mangkal utama. Image Gasibu di etiap orang pun menjadi berbeda-beda. Ada yang menganggap Gasibu hanya menjadi tempat berkumpul, ada juga yang menganggap Gasibu menjadi tempat ajang praktek seks.

Selasa, 04 Juli 2006

Tijalikeuh

"udah berapa lama... sakit?"

"elu sakit ya?"

"elo sakit sih, j

adi piktor melulu"

“Sakit? Siapa bilang saya sakit? Saya nggak sakit kok! Buktinya kata dokter saya sehat sehat aja, nggak demam, nggak pilek, nggak batuk apalagi influenza. Trus kenapa saya disebut sakit? Sembarangan!”

Apakah benar yang namanya gay atau homoseksual adalah orang orang sakit? Kata siapa sih mereka sakit? Toh tidak semuanya sedang mengidap influenza, dan hanya sedikit persen yang mengida hiv atau aids. Lalu kenapa para homoseksual dikatakan sakit?