creative commons logo

share by nc nd

Artikel boleh diredistribusi/disalin dengan syarat ditandai penulisnya, tidak dijual, dan syarat ini tidak boleh dirubah. Baca selengkapnya.

Senin, 17 Juli 2006

Polisi dan Prajurit Homoseks, Antara Ada dan Tiada #1

"And now that you've gone

I can't cry hard enough

No, I can't cry hard enough

For you to hear me now"

 

Williams Brothers - I Can't Cry Hard Enough

Lagu itu pertama kali muncul di benakku sekitar beberapa minggu yang lalu. Dan dalam sekejap, aku berhasil mendapatkannya di sebuah warnet. I can’t cry hard enough, mungkin inilah yang ada di setiap hati janda janda prajurit atau polisi di Indonesia. Termasuk aku.

Suamiku beristirahat untuk selamanya pada 12 Januari 2006 lalu. Hatiku menjerit, kenapa ini harus terjadi. Sebagian hati ini tak rela. Tapi sebagai kekasih seorang polisi, aku mengerti apa yang harus kuhadapi ketika pertama kali bertemu dengannya.

Apa yang anda harapkan ketika seorang polisi atau prajurit, datang menghiasi hari hari anda? Sedangkan dia laki laki, dan anda juga laki laki? Apa yang harus anda ketahui? Apa yang harus anda hindari?

Dalam sejarah, homoseksualitas di dinas ketentaraan sudah ada sejak beribu tahun yang lalu. Banyak yang meyakini, semua berawal di Sparta. Polis, atau Negara Kota di kawasan Yunani.

Anak berusia 7 tahun langsung dicabut dari tangan orang tuanya, dan dijadikan prajurit. Yang melatih adalah seorang yang lebih tua daripadanya. Mereka sengaja diberi pelatihan berpasang pasangan. Oleh karena itu lama lama timbul benih benih cinta dalam pasangan tersebut.

Pemimpin-pemimpin Sparta berpendapat, 2 manusia saling mencintai tak akan saling mempermalukan, dan selalu berbuat yang terbaik, bagi dirinya, pasangannya, dan juga Polis-nya. Pendapat ini bisa dikatakan benar, Selama Sparta memakai sistem pengajaran seperti ini, tentara Sparta nyaris tidak terkalahkan oleh pasukan lain.

Di Indonesia, polisi dan prajurit, serta para anggota satuan pengamanan, yang sekarang lebih keren disebut security, merupakan barang laku di kalangan Homoseksual di Indonesia. Persediaan yang ada sangat terbatas. Sedangkan permintaan yang ada sangat sedikit. Menurut hukum dagang, akibatnya adalah harga semakin tinggi. Dalam hal ini, posisi tawar sang polisi, prajurit, atau security di Indonesia menjadi sangat tinggi.

Adakah polisi atau prajurit yang homoseksual? Ada. Sistem di Indonesia yang abu abu memungkinkan hal itu. Seorang Polisi Lalu Lintas yang saya hubungi via email menjawab:

Kalau ketauan (sifat homoseksualnya) setelah menjadi polisi, ini yang bersifat abu-abu. Terkadang selanjutnya gak bakal dipromosikan atau mendapat job jabatan yang setingkat lebih tinggi. Karena aturan yg mengikat setelah menjadi polisi gak jelas sih. tapi mungkin hukuman tidak tertulislah yg lebih membuat si polisi lebih terpukul.

Pada Pasal 21, Undang undang nomor 2 tahun 2002 tentang kepolisian, sama sekali tidak disebut pelarangan homoseksual menjadi anggota Kepolisian Republik Indonesia. Namun ada aturan yang sangat abu-abu: pada poin B disebutkan: beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa.

Tak ada seorang manusiapun yang bisa mengukur ketakwaan dan keimanan seseorang. Hanya tuhanlah yang bisa. Namun pasal ini sudah mampu memukul jatuh seorang calon polisi homoseksual. Sifat homoseksual dianggap bertentangan dengan beriman dan bertakwa. Inilah yang menjadi dasar hukum bagi panitia penerimaan, bahkan guru polisi di sekolah sekolah polisi untuk mengeluarkan seorang homoseks dari kepolisian. Ini ditegaskan oleh Polisi Lalu Lintas itu dalam emailnya:

Kalau ketahuan saat pendaftaran, pastinya gak bakal lulus.

Kalau ketahuan pada saat pendidikan, pastinya bakal dikeluarkan.

Namun masih banyak celah di Indonesia. Celah bukan hanya di dalam sistem penerimaan siswa atau taruna. Namun celah juga terdapat dalam mental individu, panitia penerimaan siswa atau taruna baru, yang memungkinkan seorang homoseksual berhasil terseleksi menjadi calon polisi atau calon prajurit. Dan lulus menjadi polisi dan prajurit. Baik tamtama, bintara, bahkan perwira.

Mitos

Banyak mitos yang berkembang soal kehidupan asrama. Termasuk, asrama polisi dan prajurit. Terutama yang masih calon. Mitos yang paling kencang beredar di kalangan homoseks luar asrama adalah menganggap kehidupan asrama "serba indah".

Banyak laki-laki bahkan semua laki laki membuka baju tanpa acara malu, saling memperlihatkan tubuh kekar hasil latihannya, bahkan sampai acara pesta seks di dalam barak. Tetapi apakah benar semuanya indah?

Pada tahun 2005 lalu, tiga karbol angkatan udara yang sedang menjalani pendidikan dasar di Curug, Tangerang, kabur dari asramanya. Ketiga karbol tersebut diduga kabur karena penyiksaan yang mereka dapatkan di dalam asrama.

anak saya sering bercerita, malam malam dia dibangunkan dan dipukuli oleh senior seniornya. Tanpa sebab apapun. Dia sebenarnya sudah tidak tahan dan ingin kabur, tapi saya menahannya.

Ayah dari anak tersebut bercerita kepada Kompas, bagaimana anaknya memilih kabur, daripada harus tinggal dan menerima penyiksaan di dalam asrama.

Tidak ada kehidupan yang indah di dalam asrama. Begitulah seorang prajurit yang saya temui menceritakan. Senior datang memukul. Tanpa sebab apapun. Sama seperti yang dilakukan atau mungkin ditiru oleh Praja STPDN.

Bedanya, para prajurit harus mau diperlakukan seperti itu. Karena bukan tak mungkin, suatu malam dalam keadaan perang, mereka menjadi target serangan mendadak. Sayangnya, dalam "latihan blitzkrieg" yang diberikan oleh para senior, junior tak boleh berbuat apapun untuk melawan.

"Kau tidak akan sempat memperhatikan apalagi menikmati otot otot teman sebarakmu. Kau hanya memiliki waktu sedikit untuk mandi, membersihkan segala debu dan kotoran dari senjata dan segala perlengkapan yang kau bawa, agar siap untuk inspeksi besok pagi. Tak ada waktu santai berleha-leha. Apalagi untuk pesta seks atau sejenisnya. Seks memerlukan tenaga besar yang luar biasa, sedangkan besok paginya kami harus lari minimal 10 kilometer."

Minggu Depan:

  • Lebih lanjut: hukum homoseks para polisi dan prajurit
  • Mendapatkan seks yang memuaskan dari polisi dan prajurit homoseks.
  • Disiksa, tapi tetap setia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuliskan pendapat anda tentang sajian kami...