creative commons logo

share by nc nd

Artikel boleh diredistribusi/disalin dengan syarat ditandai penulisnya, tidak dijual, dan syarat ini tidak boleh dirubah. Baca selengkapnya.

Selasa, 22 Agustus 2006

Sensitif Banget Sih Elo?

There's a man, he's cry only when his mother died.

There's a man, he's cry only when his car crashed.

There's a man, he's cry only when somebody say love.

There's a man, he's cry only when he needed to.

And, there's a man...

He's cry in anything happened..

Kesensitifan adalah sifat asli manusia. Tidak ada yang bisa menolak itu. Seperti sifat manusia lainnya, ada yang memiliki rasa sensitif yang kurang, ada yang berlebih.

Kesensitifan pun terdiri dari dua macam, yaitu kesensitifan secara fisik, dan kesenitifan secara mental. Anda pasti sudah tahu bagaimana orang bisa sensitip terhadap panas, dingin, asam, asin dan lain lain. Bahkan sebuah pasta gigi memanfaatkan kesensitifan gigi untuk menjual produknya. Tidak ada yang salah dengan itu.

Namun kita tidak akan membicarakan bagaimana sensitif alias "sensi", dikaitkan dengan berbagai organ yang ada di dalam tubuh kita. Karena... nilai biologi saya tidak cukup baik untuk itu, dan saya bukan seorang dokter.

Kita juga tidak akan membahas keterkaitan sensfiti... sensitifis... blah! Sensitifitas! Mungkin kita singkat dengan sensi saja kali ya? Kita tidak akan membahas keterkaitan bung sensi ini dengan apa yang terjadi di otak. Walaupun ada kemungkinan keterkaitan daya sensi seseorang dengan unsur unsur dan reaksi reaksi kimia yang terjadi di otaknya.

Kita akan membahas, bung sensi yang ada di Gasibu. Kapan sensi dibutuhkan, kapan sensi harus dihilangkan. Yang pasti, sensi berlebihan tidak begitu sedap dipandang mata.

SENSITIF = EMPATI + SIMPATI?

Dibuat dari apa rasa sensitif itu? Empati? Atau simpati? Atau keduanya sekaligus? Sering kita bingung dengan istilah empati dan simpati. Pada dasarnya empati adalah "memposisikan diri dalam keadaan yang dialami oleh orang lain." dan simpati adalah "menunjukkan kepedulian kita terhadap orang lain."

Saya meyakini simpati adalah gabungan dari keduanya. Kita sering melihat kasus simpati tanpa empati, atau empati tanpa simpati. Contoh kasus simpati tanpa empati adalah, Lapindo Brantas. Anda yang tinggal di Indonesia pasti tahu apa itu Lapindo Brantas.

Dalam kasus ini Lapindo menunjukkan empatinya dengan mengeluarkan bermilyar milyar dana bantuan bagi mereka yang rumahnya terendam lumpur. Namun mereka tidak menunjukkan empati karena melarang yang menerima bantuan untuk menuntut secara hukum.

Kasus empati tanpa simpati lebih sering lagi kita temui dalam kejadian sehari hari. Kita merasa sakit hati melihat teman kita di-phk alias putus hubungan kekasih. Namun kita tidak dan rasanya tidak mau berbuat apapun untuk menunjukkan simpati kita. Maksimum, kita hanya bisa membelai rambutnya, memeluknya. Kita tidak akan menangis bersamanya, atau membantu dia mencarikan jodoh yang baru.

SENSITIF YANG BERLEBIHAN

Rasa sensitif yang berlebihan dapat menyerang siapa saja. Namun hal ini tidak bisa dilihat oleh anda sendiri. Harus orang lain yang menilai, apakah anda memiliki rasa sensitif yang berlebihan atau tidak.

Ke-sensi-an yang berlebihan lebih sering terlihat oleh orang orang yang dekat dengan kita. Dengan mudah umumnya mereka bisa mendeteksi bahwa anda sedang murung, ingin menangis, ingin marah, ingin mengumpat dan lain-lain.

Ke-sensi-an yang berlebihan juga dapat dilihat dari betapa seringnya anda menangis karena hal hal kecil yang tidak begitu penting, marah akan hal hal kecil, mengumpat seseorang yang secara tidak sengaja menyenggol tangan anda, dan lain lain. Sensi yang seperti ini cenderung berbahaya, bukan terhadap kesehatan fisik, namun lebih kepada kesehatan mental.

Beberapa penghuni Gasibu diidentifikasikan memiliki ke-sensi-an yang berlebihan. Indikasi umumnya adalah merasa rendah diri, tidak percaya diri, dan mudah tersinggung. Mungkin anda tidak akan menyadarinya ketika pertama bertemu dengan penghuni seperti ini. Tetapi ketika mereka mulai berbicara tentang rendahnya kualitas hidup mereka secara berulang ulang, maka anda tahu, mereka punya masalah dengan sensitifitas mereka.

Masalah itu menjadi makin nyata ketika anda berusaha menjalin rasa cinta kasih sayang dengan orang seperti ini. Mereka umumnya manja untuk hal yang kurang patut dimanjakan, bahkan manja di tempat umum. Mereka juga meminta perhatian lebih dari semua hal lainnya. Jika tidak dituruti, yang ada bukan cemoohan terhadap diri anda, namun mereka lebih memilih mencemooh diri sendiri.

Umumnya mereka menganggap diri mereka jelek, tidak cakep, tidak kaya, hitam, berkemaluan kecil, sehingga mereka tidak mampu memuaskan pasangannya. Sensitifitas mereka sedang bekerja untuk memenangkan diri anda kembali.

Ketika seseorang menjadi sensitif, banyak cara untuk menormalkan mereka. Namun, tiap manusia memiliki cara yang berbeda beda. Jika anda adalah teman atau pasangan atau istri atau suami orang orang yang memiliki masalah dengan ke-sensi-an, jagalah agar ke-sensi-an yang berlebih itu agar tidak meluap dan meledak. Karena ke-sensi-an yang berlebihan juga bisa mengakibatkan kematian.

1 komentar:

Tuliskan pendapat anda tentang sajian kami...