creative commons logo

share by nc nd

Artikel boleh diredistribusi/disalin dengan syarat ditandai penulisnya, tidak dijual, dan syarat ini tidak boleh dirubah. Baca selengkapnya.

Selasa, 01 Agustus 2006

Polisi dan Prajurit Homoseks, Antara Ada dan Tiada #3

"Kenapa kau tak pernah ada di sisiku???"
"Kenapa kau selalu tak disampingku jika aku membutuhkan???"
"Kenapa kau kerja 24 jam, tidur 12 jam, bercinta 4 jam, dan makan 2 jam???"
"Mana waktumu untuk mendengarkan diriku???"

Negara nomor satu, kau nomor dua.

Yang paling umum dihadapi oleh pasangan pekerja berseragam, polisi, prajurit, security dan sebagainya adalah waktu untuk kebersamaan  yang sempit. Semuanya mengalaminya, baik yang homoseks maupun yang heteroseks. Semua kesulitan.

Dia ditugaskan ke daerah komflik enam bulan, baru seminggu pulang, dia diberangkatkan lagi ke aceh. Trus kapan dia mau make istrinya???

Seorang anggota forum mengatakan demikian dalam curhat via teleponnya kepada penulis.

Sangat sempitnya waktu membuat hubungan makin renggang. Hampir semua gay membuktikan hal itu. Kalau hubungan sudah renggang, maka dengan percikan kecil saja, dengan mudah hubungan akan putus.

Seorang polisi yang benar benar polisi, seorang prajurit yang benar benar prajurit, akan mengutamakan keutuhan negara dalam prioritasnya yang paling tinggi. Tak heran, banyak istri dan pasangan mereka yang berterika kalau mereka dinomor-duakan.

Istri dan pasangan mereka tak pernah mengerti. Apalagi yang homoseks, sudah ketemu jarang jarang, sekali ketemu, ngeseks langsung harus kembali ke markas atau tempat dinasnya masing masing. Mengertilah para istri dan pasangan, bahwa itu adalah resiko anda saat memilih prajurit atau polisi sebagai tambatan hati anda! Anda tak boleh protes. Justru kalau anda protes, anda sama sekali tak menghargai apa yang telah diperbuat olehnya selama ini.

Mereka yang mengutip uang dengan menjebak pengemudi di tengah jalan, adalah sebagian kecil yang terlalu mengutamakan keluarganya, mengutamakan karirnya. Mereka memilih mendapatkan kesenangan  ntuk diri mereka, keluarga, bahkan atasan mereka. Merekalah yang harus dikasihani, karena mereka telah melanggar sumpah sumpah yang mereka ucapkan. Janji setia kepada republik ini.

Daftar panjang yang harus ditaati

Ini adalah bagian terakhir dari tulisan ini. Mari kita menjawab apa yang pada bagian pertama menjadi pertanyaan mendasar. Apa yang harus dilakukan, apabila seorang polisi atau prajurit, datang dan mengisi hari harimu. Harimu akan menjadi indah, atau tidak indah, itu semua  terserah anda yang menentukan

Jika seorang polisi atau prajurit datang dan berlutut menyatakan cintanya kepada anda. Jangan buru-buru terenyuh, mengambil  tangannya lalu menciumnya dengan penuh kemesraan. Pikirkan resiko resiko apa yang akan anda hadapi.

Beberapa personel membutuhkan kesetiaan yang sangat. Artinya, mungkin anda selama ini bisa dugem, bertemu teman teman gay anda, minum dan bersenang senang. Tidak lagi anda lakukan itu dengan hadirnya dia di sampingnya. Kesetiaan, pada dia, bangsa dan negara, tidak hanya pada dia dan tubuhnya semata.

Bersiaplah untuk ditinggal mati. Inilah resiko yang dialami istri maupun pasangan polisi dan prajurit. Banyak yang berkata, hal ini pikirkan saja nanti. Tapi tidak bagi anda para homoseks! Anda tidak akan mendapat sepeserpun dari asuransi asabri, jika suami anda meninggal. Anda pun tidak berhak menerima bendera yang digunakan untuk menutup peti jenazahnya ketika pemakaman. Karena menurut mereka, anda  hanyalah teman biasa, walalupun anda menangis paling keras ketika mengetahui dirinya meninggal dunia. Satu hal yang menyakitkan yang harus anda hadapi suatu hari kelak.

Bersiaplah untuk ditinggal kawin. Resiko ini dihadapi oleh simpanan dan pasangan para perwira.

"nggak logis aja kalau kapolda belum nikah, nggak logis aja kalau kasatserse belum nikah"

Seorang anggota forum melontarkan hal ini kemarin pada sesi chatting. Logisnya memang demikian, seorang "laki laki sejati" seperti yang dilontarkan oleh seorang prajurit detasemen jasa di kota ini, harus menikah, menghasilkan anak, dan "life happily ever after". Lagian, siapa yang harus memimpin persit dan bhayangkari nantinya?

Jangan coba coba selifish. Do not ever, think about yourself. Jangan pikirkan dirimu, pikirkan kebahagiaan suamimu. Beberapa orang  mengatakan ini adalah hal bodoh. Tapi maaf, anda harus menomor duakan diri anda dulu. Siapkanlah makan pagi untuk dirinya baru diri anda. Siapkanlah seragamnya dengan rapi, baru anda bisa mandi. Kedengaran seperti ibu rumah tangga? Memang, tapi hal itu tak sebanding dengan apa yang akan anda dapatkan nantinya. Percayalah.

Putus? Jangan coba coba jadi ember bocor. Adalah hal bodoh menyebarkan nomor telepon genggam anggota kepolisian atau tentara kepada publik. Jika dia menyaktimu lalu anda memutuskan untuk berhenti. Cukup buang saja nomor telepon genggamnya dari phonebook anda. Jangan berikan ke orang lain. Salah salah, nomor tersebut malah jatuh ke tangan orang jahat. Begitu pula jika anda memiliki kenalan polisi atau prajurit yang bisa diajak tidur bareng. Simpan kenalan itu untuk diri anda sendiri, jangan berikan ke orang lain. Anda tak mau besok dirinya dipecat gara gara anda sibuk menceritakan bagaimana mesranya dia di ranjang kepada kenalan baru yang tak lain adalah anggota pom.

Buatlah komitmen dengan dirinya. Sampai dimana batas batas hubunganmu dengannya. Apakah sekedar teman sex, atau sampai hubungan dari hati ke hati. Jangan sampai anda bertepuk sebelah tangan. Dan yang terakhir, mungkin terdengar bodoh. Jika dia pulang dalam keadaan basah, penuh lumpur, bau keringat, sepatunya mengotori lantai, lecet atau berdarah, pdh sobek, dan sederet "kebusukan" lainnya. Perhatikan bahwa itu semua adalah resiko mempunyai pasangan hidup seorang polisi atau prajurit! So, jangan komplain!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuliskan pendapat anda tentang sajian kami...