creative commons logo

share by nc nd

Artikel boleh diredistribusi/disalin dengan syarat ditandai penulisnya, tidak dijual, dan syarat ini tidak boleh dirubah. Baca selengkapnya.

Senin, 05 Juli 2010

Suka, Cinta dan Obsesi. Coli Obatnya!

Akhir akhir ini, pemandangan bagus bermunculan. Terutama sejak tinggal di daerah Cijawura sini. Satpam bank yang lutsu, tetangga belakang yang woof, berpapasan mata sama cowok cute di tukang siti. Dsb, dst, dll. Like it, like it, like it. Kalo di sepanjang jalan ada tombol like nya facebook, nggak tau deh, sepanjang hari ini aja udah berapa kali mungkin gw pencet tu tombol.

Belum lagi seorang satpam di BEC berinisial T yang bikin gw inget dengan HW. Temennya abang di Akademi Militer dulu. Belum lagi pas nyari harga termurah buat Nokia 1202 berpapasan dengan seorang TNI-AD berpakaian lengkap, maksudnya pake loreng, boot, jaket dan baret. Biasanya kan nggak pake baret. So… ahhh… Pokoknya jadi pengen ngecrot ditempat deh!

Mengerikan nggak sih jadinya? Karena kok jadi keingetan temennya abang juga yang bisa disebut udah obsesif sama segala yang berbau aparat, militer dan polisi. Satpol PP? Mungkin enggak dulu ya.

Sampai sekarang, gw berusaha untuk hanya suka dengan satpam T, satpam I, si TNI dengan baret tadi, dll. Ya hanya suka aja deh, jangan lebih. Gw kan udah punya abang. Bahkan bisa dibilang abang yang jadi korban gw sekarang.

Setelah hampir 4 tahun jadian, emang frekuensi sex kita cenderung sudah memasuki masa stabil artinya, ya sekitar 3-5 hari sekali. Gw yang kadang males, atau kalau gw lagi on, gw hanya bisa sebatas nge-hug dia aja. Mungkin dianya yang lagi males. Tapi dengan seringnya hadir wajah wajah baru, gw menjadi lebih sering terangsang pula. Dan tentu saja, kontol abang menjadi korbannya.

Nggak mau nyombong sih, tapi akhir akhir ini demen banget isep. Fuck? Well, if he talk dirty, i enjoy it more. Tapi masalahnya dia jadi lebih cepet keluar.

Ngelantur deh…

Dari Suka Jadi Cinta

Menekan suka agar nggak jadi cinta bisa dibilang butuh tenaga ekstra yang cukup kuat. Tapi dengan rasionalisasi yang “cukup”, maka itu semua menjadi mudah. Halah belibet.

Maksudnya gini, kamu suka sama seseorang, sampe beberapa jam, beberapa hari, tetep aja kebayang wajahnya. Sampe sampe kamu wonder pulak, jangan jangan kamu dipelet. Suka suka suka sampe pengen ML sama dia. Salah? Nggak, kadang gw juga ngebayangin gimana kalo gw ML dengan orang yang gw temui di jalan.

Lalu bagaimana gw mengerem kesukaan gw terhadap berbagai orang itu biar nggak jadi cinta? Gw mengatasinya dengan cara klasik. Coli aja. Put your favourite porn, and imagine you doing threesome with your fiancee and him. Damn it was so good!

Kemudian, ada yang bakal bilang, itu selingkuh! Kagak! Kamu nggak selingkuh, inget pertama, tak ada kontak fisik yang terjadi (kontak batin? gak tau ya), lalu kamu threesome hanya di imajinasi kamu! Niscaya dalam beberapa hari, bayangan dia menjadi “biasa” saja. He’s still looks good, but just normally look good.

Dari Cinta Jadi Obsesi

Bagaimana kalo udah dalam tahap cinta? Haiyah repot deh kalo udah begini. Gw gak mau tau ah, yang jelas, prinsip gw tetep nggak mau bermain api. Kalo gw udah punya jodoh yang berbatang keras, besar dan ehm… sesuai dengan apa yang gw mau, kenapa gw harus melirik orang lain? Suka semata sih boleh aja, nggak ada yang ngelarang. tapi jangan lebih deh.

Di sisi lain, gw juga membiarkan fantasi fetish gw terus berlarian kemana mana. Yap, seperti yang bisa lu baca di blog ini pula, seperti disini dan disini. Gw memang fetish dengan mild sado masochism dan militer. Bahkan di banyak cerita merangsang yang gw tulis, memakai latar belakang militer.

Saat ini gw memang bisa dibilang cinta dengan militer, dan juga cinta dengan abang. Artinya, dua fetish itu masih bisa gw penuhi dari abang. Gw harus tetep menjaga agar salah satunya tidak melebihi yang lainnya.

Yang gw khawatirkan sekarang adalah, cinta gw terhadap militer dan peralatan, seragamnya melebihi cinta gw terhadap abang. Gw tetep harus menekan hal itu. Bahaya jika cinta sudah menjadi obsesi.

Kenapa bahaya? Bahaya donk, kalau kamu obsesif, maka artinya kebutuhan yang obses ini harus lebih didahulukan untuk dipenuhi daripada kebutuhan cinta. Artinya lagi, jika gw obsesif, gw udah nyedot banyak kontol TNI atau polisi atau satpam untuk memenuhi selera gw.

Lalu bagaimana meredam lagi lagi obsesi ini? Ya seperti biasa, coli aja! bayangin bagaimana dientot atau mengentot pria pria berseragam itu. Did them with your fiance and everything should be fine. Lagi lagi kamu nggak selingkuh. Ya kan?

Dari Obsesi Jadi Psycho (Amit-amit!)

Kalau imajinasimu nggak bisa sejauh itu, maka ada kemungkinan kamu akan masuk ke dalam tahap yang keempat. Yang gak gw tulis di judul yaitu Psyhco. Keinginan kamu sudah sangat terlalu berlebihan. Jadi kamu menggunakan segala cara, daya dan upaya untuk membuat apa yang kamu inginkan terjadi.

“Untunglah” apa yang gw dan kamu inginkan cuma sekedar fetish belaka. Yang mungkin… jikapun kejadian kamu sampai gelap mata. Niscaya akibatnya nggak lebih dari sekedar CROT belaka. Crot itu enak kok. Apalagi kalo ditemenin sama orang yang pas.

 

PS: kalo temen kamu sudah Psyhco, dia nggak akan nyadar apa yang terjadi, sebagai temen yang baik, bawa segera temenmu ke psikolog atau psikiater.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuliskan pendapat anda tentang sajian kami...