creative commons logo

share by nc nd

Artikel boleh diredistribusi/disalin dengan syarat ditandai penulisnya, tidak dijual, dan syarat ini tidak boleh dirubah. Baca selengkapnya.

Sabtu, 01 Januari 2011

Cerita Dari Masa Lalu

Tulisan ini bukan tulisan saya. tapi saya rasa, tulisan ini erlu didokumentasikan di blog ini.

CERITA DARI MASA LALU

Musafir Kelana

Aku lahir dan besar di Tahuna? Kamu tau itu dimana? Kota kecil paling utara di Indonesia, Ibukota Sangir Talaud. Kemanapun aku pergi aku rindu sama indahnya pulau itu. Airnya sebening kaca, pemudanya anak laut segagah bajak, selalu riang selalu tersenyum. Kenapa? Karena mereka ga banyak punya keinginan.  Yang mereka tau bagaimana bertahan dan menikmati hidup. Aku punya dua sahabat sejak kecil, bahkan saking dekatnya ibu-ibu mereka aku panggil mama, ayah-ayah mereka aku panggil papa, dan pun begitu sebaliknya mereka memnaggil kedua orang tuaku. Kami tak terpisahkan bahkan tak ada hari dimana kami tidak tidur bersama.  Kami bersekolah bertelanjang kaki dan sepatu hanya kami pakai ketika di sekolah.

Kala itu di Tahuna sekolah hanya ada sampai SMP dan kami bertiga pun melanjutkan sekolah di Manado atas ijin orang tua kami, dan kami pun tinggal serumah bahkan sekamar seperti yang sudah-sudah kami lakukan. Kedua saudaraku itu boleh dibilang orang paling gagah di Tahuna, putih, berotot, matanya berbinar setajam elang, rambut hitam acak-acakan namun menambah kegagahannya, jago berkelahi dan rangkulan keduanya sangat kokoh, saking kokohnya masih terasa hingga kini. 

Kami bertiga berasal dari keluarga terhormat di Tahuna, tak ada yang tak mengenal kami bertiga di Tahuna dan di Kampus Sam Ratulangi Manado persahabatan kami sangat membahana di kalangan mahasiswa kala itu, krn setiap kuliah usai kami berlarian saling mencari dan kembali bergelut.  Kami tak pernah bertengkar, tak pernah saling menjelekkan karena hampir tak ada pembicaraan dimulai jika salah satu diantara kami tak ada. Aku mengenal mereka hampir seperti mengenal diri sendiri, aku kenal mereka sampai ke lekuk-lekuk tubuhnya demikianpun sebaliknya.  Tak ada yang tersembunyikan dari masing-masing kami.  Karena kami berjanji tak akan menyimpan sebutir pasirpun dihati dan apapun yang terjadi tak ada yang memisahkan persahabatan kami kecuali Tuhan.  Dan sebagai bukti kami telah bersulang darah kami sebagai ungkapan kesungguhan.

Namun ada satu hal yang tak pernah aku ceritakan pada kedua sahabatku itu bahwa aku juga menyukai laki-laki tak seperti mereka yang commite mencintai perempuan saja.  Aku tak pernah bercerita pada mereka bahwa aku selain berpacaran dengan perempuan yang selama ini mereka kenal, aku juga punya pacar seorang laki-laki yang saat itu menjadi menjadi orang penting di kampus, Ketua Senat Mahasiswa dimana aku adalah Sekertaris Umum Senat Mahasiswa kala itu.  Aku bahkan bertekad tak akan pernah menceritakan rahasia besar ini.  Dapat ku bayangkan betapa jijik, marak dan kecewanya mereka jika tahu bahwa sahabatnya ini yang lebih dari saudara adalah seorang bisexual.  Atas dasar takut kehilangan maka aku simpan itu sedalam mungkin bahkan aku minta pacar lelakiku melakukan hal yang sama sebagai bargaining kelanjutan hubungan kami.

Waktu terus berlalu, pada satu ketika ketika pulang KKN, karena kelelahan Richard, sebutlah namanya demikian menginap di rumah yang kami tempati bertiga. Keputusan itu aku sepakati karena kedua sahabatku KKN di Gorontalo yang kala itu masih merupakan satu kabupatan di Sulawesi Utara.  Karena suasana yang mendukung kami pun bercinta, melepas rindu saat itu, saking sayangnya kami melakukannya berkali-kali dan tidur kelelahan.  Dan tak pernah aku  snagka kedua sahabatku tadi tiba-tiba ada di kamar mendapati saya dan Richard berpelukan dalam keadaan tanpa selembar benangpun.  Yang ada rasa kaget, takut, rasa bersalah, terhina, rendah dan semuanya bergejolak.  Aku minta Richard pergi meninggalkan kami dan aku menyiapkan mental untuk menghadapi sidang yang hakimnya kedua sahabatku yang sangat kukasihi melebihi apapun di dunia. 

Dan apakah kalian tau apa yang aku takutkan? Aku takut kehilangan dua sahabatku dibandingkan kehilangan Richard, namun apa yang bisa aku lakukan? Yang aku bayangkan setelah ini aku akan dicampakkan, dilupakan dan akan menjadi sebuah masa lalu yang kelam buat mereka.

Dua sahabatku memintaku mandi, kemudian memintaku menemui mereka di meja makan. Aku pikir ini adalah makan malam terakhir kami, air mataku tak tertahan mengalir, terisak perih, pedih.  Kedua sahabatku tetap mengambilkanku nasi, mengambilkan aku air minum namun mereka lebih banyak terdiam bahkan benar-benar diam.  Inilah makan malam yang paling menyiksa bathin. Sepanjang makan malam itu aku berdoa agar Tuhan memberikanku kesempatan kedua, dan aku berjanji akan menjadi lelaki normal seperti mereka.

Malam Itu...

Seusai makan aku menangis tak mampu menahan hancurnya, terbayang persaudaraan yang terbangun bertahun-tahun berakhir seperti ini.  Tak mampu aku menatap mata kedua sahabatku itu seperti yang selama ini aku lakukan.  Rasanya aku tak pernah siap menerima sebuah kenyataan yang maha pahit ini.

Aku rasakan tepukan dan remasan dibahuku, bukan hanya satu tapi di kedua bahuku.  Kedua sahabatku berdiri di kedua sisiku, aku terus tertunduk menahan pilu dan isak yang tak tertahankan.  Salah seorang kemudian memintaku berdiri dan memelukku erat, sedankan yang satunya merangkulku dari belakang, dan inilah ucapan yang mereka sampaikan, yang aku ingat hingga kini, setelah 10 tahun berselang.

Kelana...  sesungguhnya tanpa kamu ceritakan pun sebenarnya kami telah membaca tanda-tanda ini, tak ada yang bisa kamu sembunyikan karena dalam tubuh kita mengalir darah dari masing-masing kita.  Kami ingin kamu bahagia bahkan lebih bahagia dari kami berdua, kami selalu mendukungmu apapun yang kamu telah lakukan dan akan lakukan.  Selamanya kita akan bersaudara dan kamu tahu kita telah bersumpah untuk itu, bahkan sumpah darah.  Kamu tau apa artinya? Hanya Tuhan yang bisa memisahkan persahabatan dan persaudaraan kita.

Kelana.. kami sangat mengasihi kamu, yang kami sesali kenapa tak pernah terbuka pada kami karena kami akan selalu ada, mendengarkan dan menerima kamu walau itu hitam sekalipun.  Jangan pernah bersedih karena kami tak akan pernah menyalahkan kamu karena hal ini.

Kami tak akan menghalangi, bahkan kami mendukung dana mendorong jika kamu bahagia dan yakin jalani kehidupan yang kamu yakini bersama Richard atau siapapun, namun kamu harus berjanji dihadapan Tuhan bahwa kamu akan setia, menjaga cinta dengan kekuatan yang kamu punya, bertanggung jawab dan yakin dengan keputusan yang kamu ambil.  Semoga dengan melihat usaha dan kesungguhan yang kamu lakukan untuk cinta yang kamu yakini ini, Mudah-mudahan Tuhan bisa mengerti...

Jika ada yang mengganjal dihatimu, kami berdua selalu ada disisimu, menopang tubuhmu, memegang bahumu, merangkulmu, agar kamu tahu bahwa kamipun serasa tak berarti tanpamu.  Kami akan selalu menjagamu.

Namaku Kelana, umurku kini 30 tahun. semoga hikayatku ini bisa memberikan ingatan pada kalian bahwa kesetiaan seorang sahabat dan kekuatan persahabatan itu memang ada.  Hargailah sahabatmu dan jangan pernah khianati dia, karena dia adalah harta bagimu yang tak ternilai melebihi apapun di dunia ini.

Teruntuk Kedua Sahabatku,

Novaro dan Gerald,

Terima kasih karena telah menjadi kekuatan hidupku selama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuliskan pendapat anda tentang sajian kami...